Berlawanan dengan Sukarno yang anti-Imperialisme, antipati terhadap
kekuatan barat, dan bersitegang dengan Malaysia, hubungan luar negeri
sejak "Orde baru"-nya Suharto didasarkan pada ekonomi dan kerja sama
politik dengan negara-negara barat.[31] Indonesia menjaga hubungan baik dengan tetangga-tetangganya di Asia, dan Indonesia adalah pendiri ASEAN dan East Asia Summit.
Indonesia menjalin hubungan kembali dengan Republik Rakyat Tiongkok
pada tahun 1990, padahal sebelumnya melakukan pembekuan hubungan
sehubungan dengan gejolak anti-komunis di awal kepemerintahan Suharto.
Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa sejak tahun 1950,[32] dan pendiri Gerakan Non Blok dan Organisasi Kelompok Islam yang sekarang telah menjadi Organisasi Kerjasama Islam. Indonesia telah menandatangani perjanjian ASEAN Free Trade Area, Cairns Group, dan World Trade Organization, dan pernah menjadi anggota OPEC,
meskipun Indonesia menarik diri pada tahun 2008 sehubungan Indonesia
bukan lagi pengekspor minyak mentah bersih. Indonesia telah menerima
bantuan kemanusiaan dan pembangunan sejak tahun 1966, terutama dari
Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat, Australia dan Jepang.
Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan dunia international sehubungan dengan pengeboman yang dilakukan oleh militan Islam dan Al-Qaeda.[33] Pemboman besar menimbulkan korban 202 orang tewas (termasuk 164 turis mancanegara) di Kuta, Bali pada tahun 2012.[34]
Serangan tersebut dan peringatan perjalanan (travel warnings) yang
dikeluarkan oleh negara-negara lain, menimbulkan dampak yang berat bagi
industri jasa perjalanan/turis dan juga prospek investasi asing.[35]
Tetapi beruntung ekonomi Indonesia secara keseluruhan tidak terlalu
dipengaruhi oleh hal-hal tersebut di atas, karena Indonesia adalah
negara yang ekonomi domestiknya cukup kuat dan dominan.
Tentara Nasional Indonesia terdiri dari TNI–AD, TNI-AL (termasuk Marinir) dan TNI-AU.[36]
Berkekuatan 400.000 prajurit aktif, memiliki anggaran 4% dari GDP pada
tahun 2006, tetapi terdapat kontroversi bahwa ada sumber-sumber dana
dari kepentingan-kepentingan komersial dan yayasan-yayasan yang
dilindungi oleh militer.[37]
Satu hal baik dari reformasi sejalan dengan mundurnya Suharto adalah
mundurnya TNI dari parlemen setelah bubarnya Dwi Fungsi ABRI, walaupun
pengaruh militer dalam bernegara masih tetap kuat.[38]
Gerakan separatis di sebagian daerah Aceh dan Papua telah menimbulkan
konflik bersenjata, dan terjadi pelanggaran HAM serta kebrutalan yang
dilakukan oleh keduabelah pihak.[39][40] Setelah 30 tahun perseteruan sporadis antara Gerakan Aceh Merdeka dan militer Indonesia, maka persetujuan gencatan senjata terjadi pada tahun 2005.[41]
Di Papua, telah terjadi kemajuan yang mencolok, walaupun masih terjadi
kekurangan-kekurangan, dengan diterapkannya otonomi, dengan akibat
berkurangannya pelanggaran HAM.[42]
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar