Kamis, 19 Januari 2017

Lirik Lagu kebangsaan Indonesia yaitu INDONESIA RAYA

ndonesia tanah airku 
Tanah tumpah darahku 
Disanalah aku berdiri 
Jadi pandu ibuku 
Indonesia kebangsaanku 
Bangsa dan Tanah Airku 
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku 
Hiduplah negriku
 Bangsaku Rakyatku Semuanya
 Bangunlah jiwanya 
Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
' Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
 Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
 Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
 Hiduplah Indonesia Raya

Sumber : http://lirik.kapanlagi.com/artis/lagu_wajib_nasional/indonesia_raya

15 kuliner khas surabaya

15 Kuliner Khas Surabaya

1. Kamu yang pengen menjajal kuliner khas Suroboyo, wajib banget mencicipi lezatnya Sate Klopo.


Sate Klopo via www.wisatamu.com
Seperti sate-sate lainnya, sate klopo pun terbuat dari daging dan bukannya kelapa yang dibikin sate lho. Bedanya, Sate Klopo juga mencampurkan jeroan dan lemak sapi. Selain itu, sate ini akan dilumuri parutan kelapa terlebih dahulu sebelum dibakar.
Kamu bisa menemukan banyak penjaja Sate Klopo di Surabaya, tapi salah satu yang paling terkenal adalah warung Sate Klopo Ondomohen Bu Asih yang terletak di Jalan Walikota Mustajab no 36, Surabaya. Untuk mencicipi sate ini kamu perlu sedikit bersabar. Pasalnya meski terlihat sederhana, warung sate klopo yang satu ini tak pernah sepi pelanggan.

2. Nasi Goreng Jancuk gak boleh dilewatkan. Rasa pedas dan porsinya yang super besar pasti bakal bikin kamu ketagihan.


Nasi Goreng Jancuk via junantoherdiawan.com
Saat berkunjung ke Surabaya, Nasi Goreng Jancuk adalah salah satu yang gak boleh kamu lewatkan. Nasi goreng ini terkenal karena porsinya yang luar biasa banyak dan rasa pedasnya yang maksimal. Kuliner ini cocok bagi banget buat kamu yang memang doyan makanan pedas. Satu porsi nasi goreng ini bisa dinikmati untuk 4 sampai 5 orang dengan harga sekitar 100-an saja.

3. Nikmati juga segar dan gurihnya Soto Lamongan Cak Har yang konon paling terkenal di Surabaya.


Soto Lamongan via farrago.co.id
Meski bukan makanan asli Surabaya, Soto Lamongan terbilang popule di Surabaya. Berbeda dengan soto-soto di Jawa Tengah yang biasanya berkuah bening, Soto Lamongan ini justru dimasak dengan santan sehingga rasanya lebih gurih dan kental. Salah satu yang paling terkenal adalah Soto Lamongan Cak Har yang ada di Jalan Ir. Soekarno, Surabaya.

4. Semur daging berpadu dengan serundeng dan sambal terasi dapat kamu nikmati dalam seporsi Nasi Krawu ini!


Nasi Krawu via tips-cara.info
Sayang banget kalau kamu datang ke Surabaya tanpa sempat menjajal penganan bernama Nasi Krawu ini. Berasal dari Gresik, Nasi Krawu merupakan perpaduan antara nasi putih yang pulen dengan semur daging, jeroan sapi, serundeng, dan sambal terasi.
Nasi Krawu pas bila disantap saat sarapan. Nasi putih yang hangat berpadu dengan aneka lauk berbumbu gurih tentu akan memuaskan lidah dan perutmu. Jangan ragu untuk berkeliling kota Surabaya dan berburu kuliner yang satu ini, ya!

5. Berkunjung ke Surabaya gak lengkap rasanya tanpa mencicipi Rujak Cingur yang bahkan sudah terkenal di seantero Indonesia.


Rujak cingur via komunitaslaparid.ning.com
Ingat Surabaya pasti ingat kuliner unik Rujak Cingur. Yup! Rujak Cingur memang terbilang kuliner yang unik karena isiannya terdiri dari aneka sayur, buah-buahan, dan lontong yang disiram bumbu kacang dan petis. Keunikannya karena kuliner khas Surabaya ini juga menggunakan cingur alias hidung kerbau sebagai bahan utama. Nah kamu berani coba gak?

6. Pengen menyantap kepiting saat di Surabaya? Langsung meluncur ke Warung Kepiting Cak Gundul saja!


Kepiting Cak Gundul via sonofmountmalang.wordpress.com
Nama warung kepiting yang satu ini memang sudah tersohor. Pasalnya, Warung Kepiting Cak Gundul sudah ada di Surabaya sejak tahun 1992 dengan salah satu menu andalannya yaitu kepiting bumbu kare dan kepiting asam manis. Berlokasi di Jalan Kupang Indah, kamu juga bisa menyantap aneka makanan laut seperti kerang, ikan, udang dan cumi di warung ini.

7. Meski tampilannya sederhana, Tahu Tek adalah salah satu kuliner yang jadi primadona di Surabaya.


Tahu Tek via www.piesusubliman.com
Sepiring tahu tek berisi tahu goreng, lontong, dan kentang yang digunting di atasnya. Ya, bahan-bahan yang digunting dan bukan diiris dengan pisau adalah keunikan dari panganan ini. Setelahnya ditambahkan kecambah dan taburan seledri serta disiram petis di atasnya. Tak lupa ditambahkan kerupuk juga sebagai pelengkap.
Dari segi tampilan, kuliner rujak cingur boleh dibilang sederhana. Harga seporsinya pun terbilang murah karena dibanderol mulai dari 8 ribu saja. Tapi jangan salah, kuliner yang menjadi ciri khas kota Surabaya ini boleh dibilang sebagai primadona kuliner Surabaya lho!

8. Menu boleh sama, tapi soal rasa pastilah berbeda. Jangan lupa mampir ke Warung Bebek Tugu Pahlawan jika bertandang ke Surabaya.


Bebek Tugu Pahlawan via www.tripadvisor.com
Kamu yang arek Suroboyo asli pasti sudah kenal tempat ini. Lokasinya berada tepat di seberang Tugu Pahlawan dan hanya berupa warung tenda saja. Namun meski sederhana, warung yang mulai buka sejak jam 6 sore ini selalu ramai pengunjung. Seringkali para pengunjung atau pembeli harus rela mengantri demi mendapat seporsi nasi bebek hangat dengan sambalnya yang mantap.

9. Nama Rawon Setan memang sudah terkenal karena kelezatannya yang maksimal.


Rawon setan via watergius.wordpress.com
Rawon adalah makanan khas Jawa Timur, semacam soto tapi berkuah hitam pekat. Warna hitam ini berasal dari bumbu yang bernama kluwak. Rawon biasanya menggunakan bahan daging sapi yang telah dipotong-potong dadu, dan seringkali ditambahkan campuran jeroan atau kikil sapi.
Di Surabaya sendiri, kuliner rawon sudah jadi buruan para wisatawan. Salah satu yang paling terkenal adalah Rawon Setan karena potongan daging sapinya berukuran besar dan teksturnya empuk ketika digigit. Kalau berkunjung ke Surabaya, pokoknya kamu wajib coba deh!

10. Seumur hidup sekali pastikan kamu pernah menyambangi Surabaya dan menyantap Lontong Balap-nya!


Lontong Balap via www.sagaopedia.com
Lontong balap boleh dibilang sebagai ikon kuliner kota Surabaya. Dinamakan lontong balap karena konon penjualnya menggunakan pikulan untuk menjajakan dagangannya. Lantaran berat, si penjual akan berjalan dengan tergesa-gesa sehingga seolah-olah seperti sedang balapan. Terdiri dari potongan lontong, tahu goreng, lentho plus taoge yang melimpah dan kemudian disiram kuah – kuliner ini dijamin nikmat untuk disantap.

11. Tahu Campur bisa jadi pilihan kuliner khas Surabaya nan lezat tapi gak bikin kantungmu sekarat.

Hampir mirip dengan lontong balap tadi, Surabaya juga punya kuliner lain bernama Tahu Campur. Bedanya, kudapan ini terdiri dari daging sapi, perkedel, tahu goreng, dan selada. Salah satu yang jadi rekomendasi adalah tahu campur di Jalan Kalasan No 22 Tambak Sari. Cukup dengan 8 ribu saja, kamu sudah bisa menjajal lezatnya Tahu Campur khas Surabaya.

12. Saat rasa lapar menyerang di malam hari, sambangi saja Warung Nasi Cumi Jalan Waspada ini.


Nasi cumi Pasar Atom via www.inijie.com
Salah satu yang jadi daya tarik wisatawan adalah kuliner malam di Surabaya. Dari mulai bubur ayam hingga nasi goreng pun ada di sepanjang jalan-jalan protokol kota Surabaya. Dan salah satu yang layak dijajal adalah Warung Nasi Cumi di Jalan Waspada atau dikenal juga dengan Warung Nasi Cumi depan Pasar Atom.
Ada tiga macam menu nasi cumi yang ditawarkan disini, yaitu nasi cumi peyek, nasi campur dan nasi komplit. Jangan lihat tampilannya yang memang kurang menarik, tapi rasakan saja kelezatannya. Harga makanan di sini juga terbilang murah karena dibanderol mulai harga 15 ribuan saja.

13. Walaupun sudah hampir punah, Pecel Semanggi jadi kuliner khas Surabaya yang wajib kamu cicipi.


Pecel Semanggi via dparagon.com
Semanggi adalah jenis tanaman yang daunnya bisa dimakan. Sama halnya seperti kangkung, bayam, daun pepaya, dan dedaunan lain yang biasa dimasak sayur. Semanggi di Surabaya dan beberapa daerah di Jawa Timur lainnya biasanya diolah menjadi pecel. Sayangnya, penjual Pecel Semanggi di Surabaya kini sudah semakin jarang sehingga kuliner yang satu ini dikhawatirkan akan punah.

14. Puas dengan berbagai santapan mengenyangkan, saatnya menikmati Es Krim Zangrandi yang menyegarkan.


Es krim Zangrandi via surabaya.panduanwisata.id
Bagi kamu yang gemar menyantap es krim, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi es krim Zangrandi yang sudah melegenda di Surabaya. Gak cuma cita rasa es krimnya yang mewah, tempatnya pun juga nyaman buat nongkrong. Outlet es krim Zangrandi ini berada di Jalan Yos Sudarso dan sudah berdiri sejak 1933. Sampai sekarang tempat ini juga masih mempertahankan suasana restoran yang klasik dan otentik.

15. Khusus buat kamu yang bingung menentukan tujuan, Pakuwon Food Festival bisa jadi pilihan berburu kuliner khas Suroboyonan!


Pakuwon Food Festival via marimangan.com
Nah buat kamu yang bingung saat menjelajah kota Surabaya untuk berburu kulinernya, bisa juga kok langsung menuju satu tempat bernama Pakuwon Food Festival. Di tempat ini sudah tersedia beragam jajanan dan kuliner khas Surabaya. Kamu bisa mengunjunginya saat malam hari dan menikmati kuliner di tempat ini akan terasa spesial karena diiringi alunan musik dan tempatnya yang nyaman.
Surabaya memang juara untuk urusan kulinernya. Saat liburan nanti, sempatkan untuk berkunjung ke kota ini demi memuaskan lidah dan perutmu, ya! Pokoke wuenak pol iki rek!

Sumber : http://www.hipwee.com/travel/15-kuliner-khas-surabaya-yang-wajib-kamu-coba-arek-suroboyo-pasti-bilang-ciamik-soro/

Sulawesi selatan

Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut Ujungpandang.

Geografi

Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 45.764,53 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.

Sosial kemasyarakatan

Suku bangsa


Perempuan dari Suku Toraja dengan pakaian adatnya.

Bahasa

Bahasa yang umum digunakan adalah:
  • Bahasa Makassar adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Makassar dan Sekitarnya.
  • Bahasa Bugis adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Bone sampai ke Kabupaten Pinrang, Sinjai, Barru, Pangkep, Maros, Kota Pare Pare, Sidrap, Wajo, Soppeng Sampai di daerah Enrekang, bahasa ini adalah bahasa yang paling banyak di pakai oleh masyarakat Sulawesi Selatan.
  • Bahasa Pettae adalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah Tana Luwu, mulai dari Siwa,Kabupaten Wajo, Enrekang Duri, sampai ke Kolaka Utara,Sulawesi Tenggara.
  • Toraja adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Kabupaten Tana Toraja dan sekitarnya.
  • Bahasa Mandar adalah bahasa suku Mandar, yang tinggal di provinsi Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Mamuju, Polewali Mandar, Majene dan Mamuju Utara. Di samping di wilayah-wilayah inti suku ini, mereka juga tersebar di pesisir Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
  • Bahasa Massenrempulu adalah salah satu rumpun bahasa Austronesia di Sulawesi Selatan. Bahasa ini memiliki tiga kelompok dialek di Kabupaten Enrekang, yaitu dialek Duri, Endekang dan Maiwa. Kelompok dialek bahasa Duri memilki kedekatan dengan bahasa Toraja dan bahasa Tae' Luwu. Penuturnya tersebar di wilayah utara Gunung Bambapuang, Kabupaten Enrekang sampai wilayah perbatasan Tana Toraja. Kelompok dialek bahasa Endekang mempunyai penutur di ibukota Kabupaten Enrekang dan beberapa kecamatan sekitarnya. Sedangkan penutur kelompok dialek bahasa Maiwa terdapat di Kecamatan Maiwa dan di Kecamatan Bungin (Maiwa Atas).
  • Bahasa Konjo terbagi menjadi dua yaitu Bahasa Konjo pesisir dan Bahasa Konjo Pegunungan, Konjo Pesisir tinggal di kawasan pesisir Bulukumba dan Sekitarnya, di sudut tenggara bagian selatan pulau Sulawesi sedangkan Konjo pegunungan tinggal di kawasan tenggara gunung Bawakaraeng.
  • Bahasa Selayar adalah bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Sulawesi Selatan yang bermukim diujung selatan provinsi ini khususnya Kab. Kep. Selayar.

Agama

Mayoritas beragama Islam, kecuali di Kabupaten Tana Toraja dan sebagian wilayah lainnya beragama Kristen.

Budaya dan adat istiadat

Salah satu kebiasaan yang cukup dikenal di Sulawesi Selatan adalah Mappalili. Mappalili (Bugis) atau Appalili (Makassar) berasal dari kata palili yang memiliki makna untuk menjaga tanaman padi dari sesuatu yang akan mengganggu atau menghancurkannya. Mappalili atau Appalili adalah ritual turun-temurun yang dipegang oleh masyarakat Sulawesi Selatan, masyarakat dari Kabupaten Pangkep terutama Mappalili adalah bagian dari budaya yang sudah diselenggarakan sejak beberapa tahun lalu. Mappalili adalah tanda untuk mulai menanam padi. Tujuannya adalah untuk daerah kosong yang akan ditanam, disalipuri (Bugis) atau dilebbu (Makassar) atau disimpan dari gangguan yang biasanya mengurangi produksi.

Jumlah penduduk

Sampai dengan Mei 2010, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar sebanyak 8.032.551 jiwa dengan pembagian 3.921.543 orang laki-laki dan 4.111.008 orang perempuan. Pada tahun 2013, penduduk di Sulawesi Selatan sudah mencapai 8.342.047 jiwa.[2]

Senjata Tradisional

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Selatan

Jaipongan kesenian jawa barat

aipongan terlahir melalui proses kreatif dari tangan dingin H Suanda sekitar tahun 1976 di Karawang, jaipongan merupakan garapan yang menggabungkan beberapa elemen seni tradisi karawang seperti pencak silat, wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu dan lain-lain. Jaipongan di karawang pesat pertumbuhannya di mulai tahun 1976, di tandai dengan munculnya rekaman jaipongan SUANDA GROUP dengan instrument sederhana yang terdiri dari gendang, ketuk, kecrek, goong, rebab dan sinden atau juru kawih. Dengan media kaset rekaman tanpa label tersebut (indie label) jaipongan mulai didistribusikan secara swadaya oleh H Suanda di wilayah karawang dan sekitarnya. Tak disangka Jaipongan mendapat sambutan hangat, selanjutnya jaipongan menjadi sarana hiburan masyarakat karawang dan mendapatkan apresiasi yang cukup besar dari segenap masyarakat karawang dan menjadi fenomena baru dalam ruang seni budaya karawang, khususnya seni pertunjukan hiburan rakyat. Posisi Jaipongan pada saat itu menjadi seni pertunjukan hiburan alternative dari seni tradisi yang sudah tumbuh dan berkembang lebih dulu di karawang seperti penca silat, topeng banjet, ketuk tilu, tarling dan wayang golek. Keberadaan jaipong memberikan warna dan corak yang baru dan berbeda dalam bentuk pengkemasannya, mulai dari penataan pada komposisi musikalnya hingga dalam bentuk komposisi tariannya.
Mungkin diantara kita hanya tahu asal tari jaipong dari Bandung ataupun malah belum mengetahui dari mana asalnya. Dikutip dari ucapan kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( Disbudpar ) Karawang, Acep Jamhuri “Jaipong itu asli Karawang. Lahir sejak tahun 1979 yang berasal dari tepak Topeng. Kemudian dibawa ke Bandung oleh seniman di sana, Gugum Gumilar. Akhirnya dikemas dengan membuat rekaman. Seniman-seniman Karawang dibawa bersama Suwanda. Ketika sukses, yang bagus malah Bandung. Karawang hanya dikenal gendangnya atau nayaga (pemain musik). Makanya sekarang kami di Disbudpar akan mencoba menggali kembali seni tari Jaipong bahwa ini seni yang sesungguhnya berasal dari Karawang”. Tari ini dibawa ke kota Bandung oleh Gugum Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk mengembangkan tarian asal karawang dikota bandung yang menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa Barat. Meskipun termasuk seni tari kreasi yang relatif baru, jaipongan dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah berkembang sebelumnya, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng. Perhatian Gumbira pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenian jaipongan.
Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi terbentuknya tari pergaulan ini. Di kawasan perkotaan Priangan misalnya, pada masyarakat elite, tari pergaulan dipengaruhi dansa Ball Room dari Barat. Sementara pada kesenian rakyat, tari pergaulan dipengaruhi tradisi lokal. Pertunjukan tari-tari pergaulan tradisional tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara bergaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916. Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk, dan gong. Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.
Seiring dengan memudarnya jenis kesenian di atas, mantan pamogoran (penonton yang berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu/Doger/Tayub) beralih perhatiannya pada seni pertunjukan Kliningan, yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang) dikenal dengan sebutan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan dengan kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu/Doger/Tayub). Dalam pada itu, eksistensi tari-tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, di mana beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet ini. Secara koreografis tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk Tilu) yang mengandung unsur gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan. Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat.
Tarian ini mulai dikenal luas sejak 1970-an. Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu. Karya pertama Gugum Gumbira masih sangat kental dengan warna ibing Ketuk Tilu, baik dari segi koreografi maupun iringannya, yang kemudian tarian itu menjadi populer dengan sebutan Jaipongan.




 Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Jaipongan

Mengenal 25 Makanan Khas Palembang Selain Pempek

Mengenal 25 Makanan Khas Palembang Selain Pempek

Spread the love









Bagi masyarakat asli palembang, ada berbagai makanan khas Palembang selain Pempek. Dan banyak di antaranya hanya bisa ditemukan di Palembang saja. Terutama di pasar-pasar tradisional di Palembang atau pada saat acara tertentu. Bahkan beberapa makanan di bawah ini akan membuat orang yang dulunya lahir dan tumbuh di Palembang menjadi homesick alias rindu kampung halaman. Namun sebagian makanan khas Palembang ini juga bisa ditemui di kota lainnya seperti di Jakarta.
Saya menelusuri beberapa blog yang menulis tentang topik makanan khas palembang selain pempek. Dan saya menemukan bahwa kebanyakan akan menulis model, tekwan, celimpungan, dan laksan sebagai salah satu makanan khas Palembang selain pempek. Jika anda telah membaca posting saya tentang jenis-jenis pempek dan turunannya, maka anda akan mengerti bahwa ke empat makanan yang disebutkan di atas sebenarnya adalah turunan dari pempek.
Jadi apa saja makanan khas palembang selain pempek yang dikenal oleh warga Palembang?

25 makanan khas Palembang selain pempek (yang bisa saya ingat)

Kemplang
Kemplang
Kemplang sendiri ada 2 jenis, yaitu kemplang ikan dan kemplang sagu. Kemplang ikan biasanya bertekstur lebih padat dibandingkan dengan kemplang sagu. Banyak orang yang salah mengartikan kemplang dan kerupuk. Perbedaan kemplang dan kerupuk yaitu pada proses pembuatannya. Kerupuk melalui proses penggorengan. Sedangkan kemplang dibakar. Biasanya kemplang dinikmati dengan saos cabe merah.
Pecah Seribu alias Kerupuk Retak Seribu
Pecah Seribu
Kerupuk pecah seribu memiliki rasa yang khas sekali. Sebenarnya kerupuk pecah seribu ini memiliki bahan yang sama dengan kerupuk ikan biasa. Yang membedakan adalah proses penggorengannya sehingga kerupuk tersebut menjadi bertekstur seperti pecah atau retak seribu. Selain itu, terkadang kita juga menemui kerupuk ini disebut kerupuk mangkok. Ya, itu karena bentuknya yang seperti mangkok. Kerupuk pecah seribu dapat dinikmati bersama nasi, atau sebagai pelengkap saat menikmati tekwan, model, dan lain sebagainya. Kamu harus coba menyantap nasi padang dengan kerupuk ini! Lezat dan nikmat sekali!
Pindang Patin dan Pindang Tulang

Pindang Patin dan Tulang
Pindang adalah makanan khas Palembang selain pempek yang sangat terkenal. Di Palembang sendiri, ada pindang ikan patin dan pindang tulang. Jika kamu mampir ke restoran pindang di Palembang, kamu akan disuguhi pilihan menu pindang patin bagian kepala, badan atau ekor. Sedangkan pindang tulang isinya iga sapi yang disajikan dengan kuah pindang. Oh ya, bagi kamu yang tidak suka pedas jangan dicoba ya. Karena tak ada pindang yang tak pedas. Paling enak disantap dengan nasi putih, lalapan, dan sambal tempoyak atau sambal mangga.
Mie Celor

Mie Celor
Mie Celor disajikan dengan kuah kental, ditambah dengan daging, udang, kecambah, daun bawang, dan bawang goreng. Biasanya ditambah dengan potongan telur ayam rebus. Rasanya khas sekali. Bahkan ada Indomie rasa mie celor. Namun sayangnya mie instant ini hanya bisa ditemukan di kota Palembang saja.
Martabak HAR

Martabak HAR
Martabak HAR ini sebenarnya adalah menu masakan dari rumah makan HAR. RM HAR sendiri diambil dari singkatan nama pemiliknya yaitu Haji Abdul Rojak. Seantero Palembang pasti tahu dengan resto ini, karena lokasinya yang sangat strategis terletak di jalan protokol Sudirman. Martabak ini seperti martabak sayur yang sering kita temui, tapi bedanya Martabak HAR hanya menggunakan telur saja. Bisa telur bebek dan bisa juga telur ayam. Lalu disajikan dengan kari kambing dan kecap cabe. Rasanya? Bikin kangen Palembang! Kamu harus cobain. Oh ya, Martabak HAR sendiri sudah membuka cabang di Jakarta yaitu di Jalan Hayam Wuruk. Kalau kamu di Jakarta, ga perlu jauh-jauh ke Palembang untuk mencicipi rasanya.
Kue Lapis Kojo

Kue lapis Kojo
Kue Kojo ini adalah makanan yang sering ditemui pada saat hari raya di Palembang. Rasanya manis dan pembuatannya menggunakan banyak sekali telur bebek dan telur ayam. Warna hijau yang didapat berasal dari daun suji dan pandan. Awalnya Kojo ini dibuat tidak berlapis, namun sekarang sudah berinovasi dan dijadikan berlapis-lapis. Selain rasa lebih gurih, tampilannya juga semakin cantik kan?
Kue Lapis Maksuba

Kue lapis Maksuba
Maksuba ini adalah panganan lain yang juga terkenal dari Palembang. Hampir mirip dengan kojo, bedanya maksuba mengandung susu kental manis dan warnanya tidak hijau. Proses pembuatannya juga sama dengan kojo yaitu dipangggang. Maksuba lazim dihidangkan sebagai sajian bagi tamu pada hari raya.
Kue Delapan Jam
Kue Delapan Jam
Nah yang satu ini dapat membuat orang penasaran. Kenapa ya dinamakan kue 8 jam? Karena proses pembuatannya membutuhkan waktu 8 jam dalam arti yang sesungguhnya. Dengan komposisi yang hampir sama dengan Maksuba, yang membedakan kue delapan jam ini adalah proses pembuatannya. Kue delapan jam dibuat dengan cara dikukus selama 8 jam. Bukan dipanggang seperti maksuba dan kojo. Kue ini juga biasa disajikan pada saat hari raya di Palembang.
Kue Bolu Suri
Bolu Suri
Harus diakui kalau tampilan dan rasa, bolu suri sedikit mirip dengan bika ambon. Namun dari komposisi dan cara pembuatan, bolu suri lebih sederhana dan lebih mudah. Bolu yang dipanggang ini juga merupakan hidangan pada hari raya di Palembang.
Kue Gandus
Kue Gandus
Dengan menggunakan tepung beras dan tepung kanji, kue gandus bertekstur sangat lembut dan legit. Biasanya ditambahkan ebi atau abon, daun seledri, bawang goreng, dan potongan cabe merah. Bentuknya kecil-kecil dan bisa ditemui di pasar tradisional di Palembang. Rasanya asin pedas dan gurih. enak sekali untuk cemilan atau sarapan pagi.
Kue Lumpang
Kue Lumpang
Kue yang berwarna hijau ini biasa disantap dengan parutan kelapa yang diberi garam dan dikukus. Asal nama kue lumpang diambil dari bentuknya yang berlubang di tengahnya. Seperti lumpang yang sering ditemui di dapur. Teksturnya empuk dan lembut. Rasanya manis di lidah. Cocok sekali untuk sarapan di pagi hari bersama dengan kopi. Kue lumpang dibuat dengan cara dikukus.
Kue Srikaya
Kue Srikaya
Sengaja saya tempatkan kue srikaya berdekatan dengan kue lumpang di urutan sebelumnya. Agar bisa terlihat beda antara keduanya. Sebenarnya kue srikaya dicetak dengan cetakan mangkok yang sama dengan cetakan kue lumpang. Yang membedakan adalah warnanya tidak sehijau kue lumpang. Tekstur permukaannya juga tidak lengket seperti kue lumpang. Kue srikaya ada yang dibuat berlapis dengan ketan. Beberapa toko pempek di Palembang menyediakan kue srikaya sebagai cemilan sambil menunggu pesanan pempeknya digoreng.
Dadar Jiwo
Kue Dadar Jiwo
Kue yang satu ini sangat unik. Kemungkinan terinspirasi dari pempek pistel. Isi dadar jiwo adalah pepaya muda yang ditumis dengan santan dan kulitnya terbuat dari telur, terigu dan air. Hiasannya kemungkinan terinspirasi dari kue gandus dengan bawang goreng dan irisan cabe merah. Dadar jiwo sangat cocok untuk cemilan di pagi ataupun sore hari.
Engkak Ketan
Engkak ketan
Satu lagi makanan khas palembang selain pempek. Engkak ketan adalah kue yang manis rasanya dan terbuat dari tepung ketan dan santan sebagai bahan utamanya. Kue ini dapat ditemui di hampir setiap rumah pada saat perayaan Idul Fitri.
Pangsit Ikan
Pangsit ikan
Setelah kue-kue asli Palembang, sekarang kembali kepada makanan khas palembang yang berkuah lainnya. Seperti bisa dibayangkan dari namanya, pangsit ikan merupakan olahan daging ikan yang dibungkus dengan kulit pangsit. Bisa disajikan dengan kuah tekwan dan dinikmati sebagai pelengkap lauk makan siang. Menikmati pangsit ikan bisa dibarengi dengan tekwan. Dan jika kamu penyuka pedas, kuahnya bisa dicampur dengan sambal cabe hijau. Hmm.. sedap sekali!
Burgo

Burgo
Burgo terbuat dari tepung beras. Sebenarnya jika irisannya lebih kecil, burgo menjelma menjadi kwetiau. Hanya saja burgo ini dinikmati bersama dengan kuah santan pedas. Sangat cocok jika dinikmati dengan Laksan dan ditambah telur ayam rebus.
Lakso

Lakso
Lakso atau laksa berbentuk seperti mie. Sama seperti burgo, lakso juga terbuat dari tepung beras sebagai bahan utamanya. Kuah lakso berbeda dari kuah burgo. Lakso cocok dinikmati bersama dengan celimpungan. Hmmm.. Jadi ingin mencobanya?
Sambal Tempoyak

Sambal Tempoyak
Nah sambal tempoyak ini masakan khas asli Palembang. Terbuat dari buah durian, sambal tempoyak biasa disajikan bersama hidangan pindang palembang. Namun bisa juga dipadukan dengan lauk sehari-hari lainnya. Sangat nikmat bila disantap dengan nasi putih hangat. Sayangnya saat ini tempoyak sudah agak jarang ditemui dan biasanya dibuat hanya untuk konsumsi sendiri.
Sambal Lingkung (dibaca: sambelingkung)

Sambal Lingkung
Berbeda dari sambal pada umumnya, sambelingkung sama sekali tidak pedas. Oleh karena itulah sambelingkung ini banyak disukai anak-anak di Palembang sebagai pelengkap makan siang atau makan malam. Sambelingkung adalah daging ikan yang dijadikan abon. Biasanya bisa ditemukan pada toko yang menjual kerupuk atau di pasar-pasar tradisional di Palembang.
Es Kacang Merah
Es Kacang merah
Mungkin ini adalah satu-satunya jenis minuman dingin yang termasuk dalam kategori ini. Tapi es kacang merah sudah seperti menjadi makanan yang harus dicicipi setiap berkunjung ke Palembang. Es kacang merah sendiri adalah salah satu makanan yang akan membuat kamu ingin mengulang kunjungan ke Palembang. Pada beberapa toko pempek ada yang menjual es kacang merah, karena es kacang merah ini sangat nikmat jika dinikmati setelah selesai menyantap pempek. Namun hanya sedikit es kacang merah yang benar-benar enak dan dapat membuat orang yang mencicipinya ketagihan.
Lempok Durian

Lempok Durian
Ini adalah makanan kesukaan saya sejak kanak-kanak. Pertama kali mencicipi lempok durian adalah pada saat berkunjung ke rumah almarhum kakek saya di Bengkulu. Saya sempat berpikir lempok berasal dari Bengkulu. Namun ternyata ada sejarahnya dan nanti akan saya bahas di bawah. Lempok ini adalah dodol durian, namun teksturnya berbeda dari dodol yang biasa kamu kenal. Lempok ini rasanya manis sekali, teksturnya lembut dan berserat. Kamu harus cobain sendiri untuk mengetahui rasanya. Oh ya sebagai tips, jangan meminum minuman bersoda setelah makan lempok ini ya. Karena lempok ini terbuat dari durian asli dan gula, jadi akan bereaksi terhadap lambungmu jika tercampur soda.
Duku Palembang

Duku Palembang
Siapa yang tak tahu kalau duku berasal dari Palembang? Buah yang bentuknya bulat kecil ini rasanya manis. Namun tidak sedikit juga yang rasanya asam dan membuat alis mata berkerut ketika mencicipinya. Meskipun ini bukanlah buah kesukaan saya, tapi setiap kali mencicipi duku saya pasti teringat dengan suasana kota Palembang hingga saat ini. Tips untuk kamu jika baru pertama kali mencicipi duku. Duku itu memiliki biji dan hati-hati jika tergigit, akan terasa pahit di lidah. Selamat mencicipi!
Godo-godo

Godo-godo
Bukan gado-gado ya. 🙂 Nah, beberapa orang akan menyebut ini pempek godo atau empek godo. Sebenarnya sama saja hanya berbeda dari penamaan. Godo ini juga bisa dikategorikan sebagai turunan pempek, karena adonan yang digunakan agak mirip meskipun tidak menggunakan daging ikan. Malah, godo ini banyak terbuat dari udang sebagai bahan utamanya. Mungkin karena paling nikmat disantap menggunakan kuah cuko pempek, maka jadilah godo ini disebut pempek. Meskipun beberapa orang mengenalnya dengan pempek godo, tapi makanan palembang yang satu ini tidak dijual di toko pempek umumnya. Godo-godo biasa ditemukan di gerobak yang menjual gorengan di pinggiran jalan kota Palembang.
Telok Ukan

Telok Ukan
Telok ukan adalah makanan yang sangat unik. Telok Ukan (dalam bahasa Indonesia artinya “Bukan Telur”), ada yang terbuat dari telur bebek dan ada juga yang terbuat dari telur ayam. Namun yang paling diminati adalah yang terbuat dari telur bebek. Prosesnya terbilang cukup rumit. Ini karena telur bebek dilubangi dengan jarum terlebih dahulu untuk mengeluarkan isinya. Lalu isinya dicampur dengan santan dan aneka bumbu lainnya. Setelah itu dimasukkan kembali ke dalam telur dan dikukus. Kedengarannya mudah namun kenyataannya tidak gampang. Sayangnya telok ukan ini sangat jarang dijumpai sehari-harinya. Telok ukan bisa kamu temui pada saat perayaan kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus. Sedihnya telok ukan ini termasuk makanan yang hampir punah karena minimnya penjual. Bahkan warga Palembang sendiri tidak banyak yang mengetahui keberadaan telok ini.
Gulo Puan
Gulo Puan
Sejak jaman kesultanan di Palembang, gulo puan ini sudah hadir menjadi makanan yang hanya bisa dinikmati para bangsawan dan haji pada saat itu. Gulo dalam bahasa Indonesia artinya gulo, sedangkan puan berarti susu. Jadi gulo puan ini berarti gula susu. Dalam arti sebenarnya, karena bahan utama pembuatnya ialah gula dan susu. Susu yang digunakan bukan sembarang susu, namun susu kerbau rawa. Produsen gulo puan bisa ditemui di sisi kota palembang di daerah Ogan Komering Ilir. Itupun sudah tidak banyak rumah tangga yang khusus memproduksi gulo puan ini. Cara pembuatan gulo puan yaitu susu kerbau dimasak dalam kuali yang sudah dipanaskan. Dicampur dengan gula, susu kerbau rawa ini diaduk terus menerus selama 3-4 jam hingga susu mengental dan kalis seperti karamel kering. Gulo puan ini bisa dijadikan olesan roti, dinikmati bersama pisang goreng dan kopi, bahkan untuk bahan baku pembuatan kue delapan jam. Makanan palembang yang satu ini juga termasuk salah satu yang hampir punah keberadaannya. Kalau kamu ingin mencicipinya, tempat pertama untuk mencari adalah di sekitaran Masjid Agung Palembang pada saat salat Jumat.
Ternyata banyak bukan makanan khas palembang selain pempek? Masih ada lagi getas, kue jongkong, nasi gemuk, sambal calok (dibaca: caluk) dan sangat sering kita jumpai di Palembang, tapi tidak saya masukkan dalam daftar di atas. Ini karena makanan-makanan tersebut sudah berbagi daerah asal seperti getas dan kue jongkong yang juga bisa ditemui di Bangka. Nasi Gemuk yang juga lazim ditemui di Jambi. Dan sambal calok yang sebenarnya sama juga dengan sambal terasi yang bisa kita temui di mana-mana.
Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa banyak makanan khas Palembang yang juga diakui khas pada daerah lainnya seperti Jambi, Bangka, Lampung dan Bengkulu? Jawabannya sederhana jika dilihat dari sejarah kota Palembang sendiri. Atau lebih tepatnya sejarah propinsi Sumatera Selatan.
Dulu, Propinsi Jambi, Bangka Belitung, dan propinsi Bengkulu adalah bagian dari Propinsi Sumatera Selatan. Setelah mengalami pemekaran, tentu saja adat, bahasa, kebudayaan, bahkan makanan khas tetap ikut melekat pada daerah tersebut dan masyarakatnya. Kalau Lampung, kebanyakan berasal dari migrasi masyarakat Palembang ke Lampung karena memang propinsi ini saling berbatasan.
Sumber : http://www.pempekyoss.com/mengenal-25-makanan-khas-palembang-selain-pempek/

Taman musik bandung

Taman Musik Centrum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Taman Musik Centrum
Jenis Taman tematik
Letak Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Luas 200 meter
Dibangun 1 Maret 2014
Operator Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung
Taman Musik Centrum yang sebelumnya dikenal dengan nama Taman Centrum atau Taman Pengki (Pengkolan Fungki)[1] adalah taman tematik di Jalan Belitung, Sumurbandung, Bandung. taman ini diresmikan pada 1 Maret 2014 oleh Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung Arief Prasteya.[2] Pada acara peresmian juga mengagendakan perkenalan gitar raksasa yang tergurat sebelas nama korban meninggal dalam kejadian konser band metal Beside di gedung AACC, Bandung tahun 2008.
Taman Musik Centrum merupakan salah satu perwujudan program revitalisasi 600 taman atau ruang terbuka di kota Bandung garapan Ridwan Kamil.[3]


  1. Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Musik_Centrum

Taman Nasional Gunung Merapi

aman Nasional Gunung Merapi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Taman Nasional Gunung Merapi adalah sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa bagian tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi dilakukan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya adalah perlindungan bagi sumber-sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi berada di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Daftar isi

Letak dan luas

Posisi geografis kawasan TN Gunung Merapi adalah di antara koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan luas totalnya sekitar 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah kawasan

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah ditetapkan sebagai kawasan lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.
Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini merupakan hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi berada pada ketinggian antara 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai hingga berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di antara dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sekitar Kecamatan Selo, Boyolali.
Di bagian selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai hingga ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melintasi wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian kawasan wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini adalah regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang merupakan jenis tanah muda terutama berada di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah adalah material vulkanik, yang berkembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini adalah tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni agak basah dengan nilai Q antara 33,3% - 66%. Besar curah hujan bervariasi antara 875 – 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten adalah sbb.:
  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi merupakan sumber bagi tiga DAS (daerah aliran sungai), yakni DAS Progo di bagian barat; DAS Opak di bagian selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat sekitar 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami merupakan hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas gunung berapi. Beberapa jenis endemik di antaranya adalah saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga merupakan tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

Referensi

  • Anonim. Laporan Akhir Sosialisasi dan Komunikasi Calon TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Calon Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Gunung_Merapi

Taman lansia

Taman Lansia Bandung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Taman Lansia adalah salah satu taman kota yang berada di Citarum, Kota Bandung, Jawa Barat.[1] Taman yang terletak di sebelah kanan Gedung Sate ini diresmikan pada tanggal 31 Desember 2014 oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil.[1][2]

Daftar isi

Sejarah

Taman ini pada mulanya bernama Taman Cisangkuy karena letaknya yang berada di Jalan Cisangkuy dan Jalan Cilaki.[1] Selanjutnya, taman ini kerap dinamakan Taman Lansia karena banyaknya kalangan lanjut usia yang mengunjungi taman ini. Meskipun demikian, taman ini juga dikunjungi oleh warga dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.[3] Dengan adanya jalan refleksi dengan batu-batu yang bisa digunakan sebagai terapi refleksi di telapak kaki, taman ini sangat mendukung para lansia yang ingin memperlancar sirkulasi darah.

Konsep

Sejak awal program revitalisasi yang dilakukan oleh Ridwan Kamil untuk meningkatkan indeks kebahagiaan warga kota bandung, taman ini diproyeksikan untuk dibangun tujuh danau buatan yang berfungsi sebagai pengendali banjir di daerah Cileuncang dan penampung air hujan agar tidak langsung menyebar ke jalan, sehingga dapat mengurangi terjadinya banjir.[butuh rujukan] Dari tujuh danau tersebut, di taman ini terdapat dua danau kecil. Sisa penempatannya terdapat di Taman Bunga Kandaga Puspa dan tiga danau lagi di Taman Cilaki. Menurut Ridwan Kamil, dua danau di Taman Lansia tersebut dapat mengurangi terjadinya banjir sebesar 15%.[butuh rujukan] Danau yang pertama memiliki luas 1.397 m2 dan kedalaman 4,5 m serta volume air yang mencapai 1.806 kubik, sedangkan danau kedua memiliki luas 689 m2 dengan kedalaman 3,8 m serta volume air 753 kubik. Di tengah-tengah danau terdapat jembatan yang menghubungkan kedua danau. Pinggir danau disediakan tangga sehingga orang-orang bisa membaca buku, bermain, atau untuk sekadar duduk santai.
Disekitar area taman ini terdapat banyak lokasi wisata kuliner dan café.

Kereta Kota

Kereta Kota (singkatan dari "Kegiatan Rekreasi dan Edukasi di Taman Kota") adalah kegiatan yang diadakan setiap pekan kedua dan ketiga pada hari minggu pagi setiap bulannya di Taman Lansia. Kegiatan ini digelar oleh Yayasan Pembangunan Bisnis dan Bioteknologi, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang cinta lingkungan. Warga dapat dengan bebas bertanya dan berbagi seputar lingkungan dan cara menjalani gaya hidup sehat. Kegiatan ini juga dapat diikuti oleh anak-anak dengan adanya berbagai permainan edukatif yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan sejak dini.[butuh rujukan]

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Lansia_Bandung

Braga

Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu maskot dan objek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java.

Lingkungan

Di sisi kanan kiri Jalan Braga terdapat kompleks pertokoan yang memiliki arsitektur dan tata kota yang tetap mempertahankan ciri arsitektur lama pada masa Hindia Belanda. Tata letak pertokoan tersebut mengikuti model yang ada di Eropa sesuai dengan perkembangan kota Bandung pada masa itu (1920-1940-an) sebagai kota mode yang cukup termasyhur seperti halnya kota Paris pada saat itu. Di antara pertokoan tersebut yang masih mempertahankan ciri arsitektur lama adalah pertokoan Sarinah, Apotek Kimia Farma dan Gedung Merdeka (Gedung Asia Afrika yang dulunya adalah gedung Societeit Concordia). Model tata letak jalan dan gedung gedung pertokoan dan perkantoran yang berada di Jalan Braga juga terlihat pada model jalan-jalan lain di sekitar Jalan Braga seperti Jalan Suniaraja (dulu dikenal sebagai Jalan Parapatan Pompa) dan Jalan Pos Besar (Postweg)('sekarang Jalan Asia-Afrika') yang dibangun oleh Gubernur Jendral Herman Willem Daendels pada tahun 1811, di depan Gedung Merdeka.

Sejarah

J. R. de Vries & Co. di Jalan Braga, supermarket pertama di Bandung (1880)
Awalnya Jalan Braga adalah sebuah jalan kecil di depan pemukiman yang cukup sunyi sehingga dinamakan Jalan Culik karena cukup rawan, juga dikenal sebagai Jalan Pedati (Pedatiweg) pada tahun 1900-an. Jalan Braga menjadi ramai karena banyak usahawan-usahawan terutama berkebangsaan Belanda mendirikan toko-toko, bar dan tempat hiburan di kawasan itu seperti toko Onderling Belang. Kemudian pada dasawarsa 1920-1930-an muncul toko-toko dan butik (boutique) pakaian yang mengambil model di kota Paris, Perancis yang saat itu merupakan kiblat model pakaian di dunia. Dibangunnya gedung Societeit Concordia yang digunakan untuk pertemuan para warga Bandung khususnya kalangan tuan-tuan hartawan, Hotel Savoy Homann, gedung perkantoran dan lain-lain di beberapa blok di sekitar jalan ini juga meningkatkan kemasyhuran dan keramaian jalan ini.
Namun sisi buruknya adalah munculnya hiburan-hiburan malam dan kawasan lampu merah (kawasan remang-remang) di kawasan ini yang membuat Jalan Braga sangat dikenal turis. Dari sinilah istilah kota Bandung sebagai kota kembang mulai dikenal. Sehingga perhimpunan masyarakat warga Bandung saat itu membuat selebaran dan pengumuman agar "Para Tuan-tuan Turis sebaiknya tidak mengunjungi Bandung apabila tidak membawa istri atau meninggalkan istri di rumah".
Di beberapa daerah dan kota-kota yang berdiri serta berkembang pada masa Hindia Belanda, juga dikenal nama jalan-jalan yang dikenal seperti halnya Jalan Braga di Bandung seperti Jalan Kayoetangan di kota Malang yang juga cukup termasyhur dikalangan para Turis terutama dari negeri Belanda juga Jalan Malioboro di Yogyakarta dan beberapa ruas jalan di Jakarta. Namun sayangnya nama asli jalan ini tidak dipertahankan atau diubah dari nama sebelumnya yang dianggap populer seperti halnya Jalan Kayoetangan di kota Malang diganti menjadi Jalan Basuki Rahmat.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Braga

Kota Bandung

Kota Bandung (Sunda: ᮊᮧᮒ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ) merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Selain itu, Kota Bandung juga merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila (Gerbangkertosusilo).
Di kota ini tercatat berbagai sejarah penting, di antaranya sebagai tempat berdirinya sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung, sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB)[2], lokasi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan[3], serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955,[4] suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.[5]
Pada tahun 1990 kota Bandung terpilih sebagai salah satu kota paling aman di dunia berdasarkan survei majalah Time.[6]
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.[7] Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung

Bali


Bali adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kota provinsi ini adalah Denpasar. Bali juga merupakan nama dari pulau utama di wilayah ini.
Di awal kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil[3][4]. yang beribu kota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi 3 provinsi: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan, dan Pulau Menjangan.
Secara geografis, Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Bali

Daerah Istimewa Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta (bahasa Jawa: Dhaérah Istiméwa Ngayogyakarta) adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2[5].
Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering dihubungkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi terkecil kedua setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional, dan internasional, terutama sebagai tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali. Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami beberapa bencana alam besar termasuk bencana gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006, erupsi Gunung Merapi selama Oktober-November 2010, serta erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur pada tanggal 13 Februari 2014.

sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta